
Saturday, 29 November 2014
Kisah Muallaf

Sunday, 23 November 2014
Nikmatnya Perpisahan Insan ' Bercouple '

“Aku memang sangat mencintainya. Tapi aku terpaksa ‘clash’ dengan dia..”
“Kenapa pulak?”
“Sebab aku selalu ingat dia sampai aku selalu lupa Allah.”
“Pergh.. terbaiklah bro! Alhamdulillah..”
Beruntung siapa dapat kekasih sepertinya. Bayangkanlah.. tentu dia sudah dapat merasai penangan cinta daripada Allah sehingga sanggup untuk berpisah dengan insan yang selalu disayanginya dengan cara yang salah.
Ya.. begitulah.. memilih untuk berpisah kerana Allah adalah keputusan yang sangat bijak. Itulah pilihan iman sebenarnya. Apabila menyedari diri sering terjebak dengan dosa ketika ber’couple’, iman yang ada dalam diri pasti akan menegur. Sangat terbaik orang yang sanggup menerima teguran daripada iman itu.
Cepat-cepatlah terima teguran iman di hati sebelum nafsu mengambil alih.
Sememangnya terbaik. Itulah keputusan yang membawa manfaat buat dirinya dan kekasihnya. Bercintalah. Tapi buatlah keputusan untuk tidak ber’couple’. Selepas keputusan itu dibuat, akan berkurang atau tiada lagi episod-episod berpegangan tangan, bersentuh-sentuhan, bermanja-manjaan, membuang masa bersama, tinggalkan solat bersama, dan macam-macam lagi yang tidak sepatutnya berlaku sebelum kahwin. Masing-masing terhindar daripada maksiat dan dosa.
Itu barulah ‘saling menyayangi’ namanya. Mahu berpegangan tangan hingga ke Syurga atau ke Neraka? Tiada siapa yang mahu bersama ke Neraka bukan? Namun siapa yang betul-betul mahu bersama hingga ke Syurga?
Kadang-kadang kita merasakan nikmat ber’couple’ itu terlalu indah. Lalu kita suka. Tapi sebenarnya itu hanya sangkaan. Mainan nafsu. Direct to the point, ber’couple’ (sebelum nikah) tidak baik untuk kita. Sebab itu Allah mengizinkan berlakunya ‘kehilangan’ atau perpisahan. Kerana ‘kehilangan’ atau perpisahan yang kita tidak suka itu sebenarnya baik untuk kita.
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman;
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu.Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Surah al-Baqarah ayat 216)
“Biarlah kita kehilangan si dia kerana Allah. Jangan kita kehilangan Allah kerana si dia.”
Marilah sama-sama kita renungkan… belum tentu pasangan kita itu adalah suami kita atau isteri kita. Kita ‘bercouple’ bagai nak rak, tiap malam bergayut dengan suara manja tanpa kita menyedarinya, waktu pagi bertemu berkepit ke hulu dan ke hilir tanpa rasa bersalah, semuanya hanya keindahan yang sementara.
Jika pasangan kita itu ditakdirkan menjadi suami atau isteri kita, keindahan yang selalu kita nikmati di fasa sebelum pernikahan semakin suram. Jika dulu hampir setiap hari bertemu, namun setelah berada di alam pernikahan pandang pun menjadi jemu. Segala keindahan alam perkahwinan yang sepatutnya dinikmati di fasa tersebut turut hambar kerana sudah pun dirasai sebelum akad termeterai. Tiada lagi kejutan mahupun ‘suprise’ yang membahagiakan kerana hampir kesemua telah kita hadam dan menjadi perkara biasa kepada kita.
Kesimpulannya, serahkan lah hati kita kepada Allah. Simpankan rasa itu semata-mata hanya untuk Allah SWT. Biarkan Allah temukan hati yang mencintai Allah itu dengan hati yang lain, yang mana hati itu juga turut mencintai Allah. Yakinlah, jika kita menghiaskan hati ini dengan cinta Allah, pasti cinta yang hadir itu sentiasa mekar dan tidak akan layu. Malah cinta itu pasti kekal sentiasa kerana sandarannya juga adalah Zat yang Maha Kekal.
Marilah kita hayati dan amalkan doa ini. Semoga doa Nabi Daud A.s ini memberi kita semangat dan teguh dalam mencinta Allah SWT sepenuh hati kita melebihi cinta kepada makhlukNya.
Ya Allah, apa sahaja yang Engkau anugerahkan kepadaku daripada apa yang aku cintai, Maka jadikanlah ia kekuatan untukku mencintai apa yang Engkau cintai. Dan apa sahaja yang Engkau singkirkan daripada apa yang aku cintai, Maka jadikanlah ia keredaan untukku dalam mencintai apa yang Engkau cintai, Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu sesuatu yang paling aku cintai daripada cintaku kepada keluargaku, hartaku dan air sejuk pada saat kehausan.
Ya Allah, jadikanlah aku mencintai-Mu, mencintai malaikat-Mu, Rasul-Mu dan hamba-Mu yang soleh, Ya Allah, hidupkanlah hatiku dengan cinta-Mu dan jadikanlah aku bagi-Mu seperti apa yang Engkau cintai, Ya Allah, jadikanlah aku mencintai-Mu dengan segenap cintaku dan seluruh usahaku demi keredhaan-Mu.”
(Hadis riwayat At-Tarmizi)Rasulullah SAW bersabda, “Inilah doa yang biasa dipanjatkan oleh Nabi Daud a.s.”
Tuesday, 11 November 2014
Ketahuilah Anda, Apa Itu "Penyakit Ain" ???

ana pernah mendengar ttg penyakit ‘ain’, contohnya apabila seseorang kagum melihat kecantikan sesuatu dan memuji2 kecantikannya, kemudian tidak mengucapkan ‘masya-Allah’, maka benda yang dilihat itu akan rosak/musnah/hancur. atau apabila seseorg lelaki melihat kecantikan seseorang wanita, dan menjadi asyik kpdnya, kemudian tidak mengatakan masyaAllah, kemungkinan perempuan itu akan jatuh sakit atau mati. benarkah adanya penyakit ini? tidakkah kepercayaan ini berunsur syirik? kalau benar adanya penyakit ini, bagaimana nak ubati mangsa penyakit ain spt wanita di atas? apa punca berlakunya penyakit ain?
harap penjelasan, ana takut ‘ter’percaya kpd benda karut marut, sbb ana rasa macam syirik je kalau percayakan bala akan dtg disbbkan sesuatu selain Allah..
sekian, wassalam.
dalam hadis Musnad Ahmad “Al-Ain adalah benar yang didatangkan oleh syaitan, dan oleh kehasadan anak Adam”. (no: 9668)
1 - "Mintalah pertolongan kepada Allah daripada Al-AIn (mata jahat) kerana ia adalah benar". (Riwayat daripada Aisyah)
2 - "Al-Ain adalah benar, jika ada sesuatu yang mendahului qadar, ia akan didahului oleh al-ain. Apabila diminta bagi mandi, maka mandilah". (Riwayat Muslim).
dan dalam hadis lain “Tiada ruqyah melainkan untuk penyakit Ain dan sengatan binatang bisa”. Bukhari (no: 5378) dan Muslim (no: 220).
KETAHUILAH ANDA, APA ITU PENYAKIT AIN?
Antara sebab Islam melarang 'majlis bersanding' adalah demi menjaga pengantin terbabit dari terkena 'penyakit ain' yang boleh memudaratkan pasangan pengantin terbabit.
Soalan:
assalamu alaikum warahmatuLlahi wabarakatuh,
Jawapan:
بسم الله
Apa Itu Penyakit ‘Ain?
Ain ialah: Pandangan pada sesuatu dengan perasaan kagum, dicampur dengan rasa hasad, yang menyebabkan terjadi kemudaratan terhadap yang dilihat itu.
Kadang orang tua merasa panik dan merasa aneh ketika tiba-tiba permata hatinya menangis terus sepanjang hari tanpa ada sebab yang pasti, sakit….tidak juga, digigit serangga pun tidak. Lalu…?
Penyakit yang diderita anak-anak tidak semuanya bisa dideteksi dengan ilmu kedoktoran. Ada juga sebab syar’i yaitu penyakit ‘ain. Sebagaimana pernah terjadi di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pernah melihat anak perempuan di rumah Ummu Salamah istri beliau. Di wajah anak itu ada warna kehitaman. Beliau kemudian berkata kepada Ummu Salamah,
“Ruqyahlah dia, karena dia terkena ‘ain.” (H.R Bukhari dan Muslim)
Di hadits yang lain juga diceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyuruh anak-anak pamannya untuk diruqyah karena badannya kurus-kurus seperti anak yang kekurangan.
Penyakit ‘ain atau pandangan mata adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang dianggap menakjubkan disertai dengan rasa dengki, sehingga mengakibatkan bahaya terhadap yang dipandangnya. ‘Ain juga dapat terjadi dari pandangan yang penuh kekaguman tanpa disertai rasa dengki, bahkan bisa terjadi dari orang yang soleh. Sebagaimana pernah terjadi pada sahabat Nabi, Sahl bin Hunaif yang terkena ‘ain dari sahabat yang lain, yaitu Amir bin Rabiah.
Penyakit ‘ain itu benar-benar ada dan bukan khurafat yang dihubung-hubungkan dengan pujian. Sebagaiman anggapan sebagian besar masyarakat Melayu bahwa pujian kepada seorang anak akan menyebabkab sakit.
Hakikat Al-Ain
Rasulullah SAW pernah mengesahkan tentang al-ain di dalam beberapa hadis antaranya :
Jadi bukan pujian yang menyebabkan impak buruk bagi anak yang dipujinya, melainkan bermula dari pandangan mata sang pemujinya, baik pujian itu karena ada rasa iri atau karena benar-benar ada kekaguman.
Tindakan Preventif Terhadap Penyakit ‘Ain
Para orang tua hendaknya berusaha melindungi buah hatinya agar terhindar dari penyakit ‘ain, dengan cara:
*. Melindungi diri dan anaknya dengan membaca ruqyah-ruqyah yang diajarkan dalam Islam dan membaca doa,
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan, binatang berbisa, dan dari setiap mata yang jahat.” (Riwayat Bukhari)
* Juga membaca doa yang digunakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melindungi Hasan dan Husain,
“Aku berlindung kepada Allah untukmu berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari segala setan, binatang yang berbisa, dan pandangan mata yang jahat.” (Riwayat Bukhari)
* Siapapun orangnya jika melihat sesuatu yang baik ada pada dirinya, anaknya, hartanya atau yang lainnya yang menakjubkan dirinya, hendaklah membaca doa,
“ Masya Allah (atas kehendak Allah), tidak ada kekuatan melainkan hanya dengan (pertolongan) Allah. Ya Allah, berikan berkah padanya.”
*. Sebaiknya orang tua tidak mengungkapkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki anaknya, karena hal itu dikhawatirkan akan menimbulkan iri pada orang lain.
Apabila Terkena ‘Ain
Saat anak kita mengalami sakit dan ternyata sakitnya karena ‘ain, maka:
Jika pelakunya diketahui, maka orang tersebut diperintahkan untuk berwudhu. Bekas wudhu orang tersebut digunakan untuk memandikan anak yang terkena ‘ain.
Tapi jika tidak diketahui perbanyak membaca surat Al-Ikhlas, muawwidzatain (An-Nas dan Al-Falaq), Al-Fatihah, ayat Kursi, 2 ayat terakhir surat Al-Baqarah, dan mendoakan dengan doa-doa yang disyariatkan. Membaca pada air disertai tiupan, kemudian diminumkan pada anak yang sakit dan sisanya disiramkan ke tubuhya, atau dibacakan pada minyak dan minyaknya dioleskan ke tubuhnya. Lebih baik lagi jika bacaan itu dibacakan pada air zam-zam.
Orang tua mana yang tidak ingin anaknya dapat tumbuh dengan sehat dan selamat. Oleh karenanya perlu bagi orang tua untuk senantiasa memperhatikan kondisi jasmani maupun psikolagi anaknya, baik ditinjau dari sisi kedoktoran secara umum atau secara syar’i.
oleh itu, untuk mengelakkan al-Ain, digalakkan menyebut zikir apabila melihat sesuatu yg mengkagumkan. sebagaimana saranan al-Quran: “Dan mengapakah tidak apabila kamu memasuki kebunmu, kamu berkata: Masya Allah, La haula wala quwwata Illa Billah”. al-Kahfi ayat 39.
al-Ain itu adalah penyakit, dan diubati dengan cara yang diajar oleh Nabi, sebagaimana disebut dalam hadis spt kisah Sahl bin Hunaif , dan lain2 iaitu memandikan si mangsa Ain dengan air basuhan atau air wudhu si pengena Ain itu.
Boleh juga diubati dengan cara RUQYAH, sebagaimana Nabi memerintahkan Aisyah supaya mengambil ruqyah untuk penyakit Ain. -Sahih bukhari dan Muslim.
Wallahu A’lam.
Subscribe to:
Posts (Atom)